(Azist Haryono)
Hayati, Kasih-ku.
Bertanyalah aku padamu
Apakah kau terlahir untuk menikmati sayat
luka
Sebagai lantai cintamu?
Goresannya menyakitkan
Luka-lukanya tak berdarah
Namun itu amat sakit.
Aku mengerti kekosonganmu yang rapuh
Ngambekmu yang jelas menjadi tradisi
Kini kamu ditemani rebahan dan desahan
Lalu meratap.
Menghujani pipimu yang ayu.
Begitulah selanjutnya ceritamu.
Cerita yang hanya suam-suam sendu.
Jakarta, Mei 2018
Tidak ada komentar:
Posting Komentar