Doa Seorang Bisu
(Servasius Haryono)
Ketika suatu sihir
mendesah nafasku
Aku bertanya pada
temaram
entah apa, hening
kata-kataku
Aku melantun teriakku dalam lengang
Tak ada yang menoleh padaku
Mereka tidak paham potensi duniaku
Aku melantun teriakku dalam lengang
Tak ada yang menoleh padaku
Mereka tidak paham potensi duniaku
Aku lalu menyepi dan mulai memberontak
Kata-kataku tidak pernah tidur
Dan mulai bertanya
Masih adakah yang mendengarkanku?
Aku sudah kehabisan tenaga berteriak
Mulutku gaduh oleh teriakku sendiri
Aku melengkungkan lidahku dan mencoba bersuara
Tapi, sekali-kali tenggorokanku menghelanya
Kaku, kunikmati suaraku yang makin habis
Makin bingung rasanya suaraku
Darahku berkecamuk
Mengingat suara yang tak kunjung datang
Terus dan terus bersemayam
Ahh,,, tidak
Mengingat suara yang tak kunjung datang
Terus dan terus bersemayam
Ahh,,, tidak
Aku sudah terbiasa pada suaraku yang senyap, sepi
Sambil menghayal taize-taize piano
Bening nuraniku mengalihkan pandangan
yang tak berniat hancur dalam kata
berakhir manis diakhir bait
Hingga sederetan pengalaman ada di pucuk gunung
wangi bunga mulai memuncak
Menembus hidung para malaikat
Aroma-aromanya mendekap didadaku
Sedang berkata, Engkaukah yang mencariku?
Hingga sederetan pengalaman ada di pucuk gunung
wangi bunga mulai memuncak
Menembus hidung para malaikat
Aroma-aromanya mendekap didadaku
Sedang berkata, Engkaukah yang mencariku?
Jakarta, 15 November 2018
Tidak ada komentar:
Posting Komentar