*bestfriend* |
Layaknya lilin di ujung malam
cahayanya menyiram meredup kegelapan
lalu, AKu pernah “disini”, tetap “disini”
hingga, Mungkin butuh waktu berdua
“Telingaku belum redup padamu
Bahkan hingga untuk bertahan hidup”
Begitu ceritamu padaku.
Namun, Tidak ada yang percaya, tapi aku percaya.
Meski belum ada yang mendengarmu, tapi aku mendengarkanmu
Suaramu parau, terdengar jelas
Pada dinding hijau kamarmu
“Aku tidak melihatnya”, katamu
Dan aku masih melihatmu
malam semakin sepi untuk menyanyikan ceritamu
dinding kamarku seketika diam,
setelah kian jatuh pada pikiranmu
tanganmu memangku dagumu, menatap;
lalu katamu: “bukan karena Jarak
memang bukan haknya untuk diucapkan.”
rasa Bestie-mu, sembari tersenyum.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar