 |
*bestfriend* |
Layaknya lilin di ujung malam
cahayanya menyiram meredup kegelapan
lalu, AKu pernah “disini”,
tetap “disini”
hingga, Mungkin
butuh waktu berdua
“Telingaku belum
redup padamu
Bahkan hingga untuk bertahan hidup”
Begitu ceritamu padaku.
Namun, Tidak ada
yang percaya, tapi aku percaya.
Meski belum ada
yang mendengarmu, tapi aku mendengarkanmu
Suaramu parau,
terdengar jelas
Pada dinding
hijau kamarmu
“Aku tidak
melihatnya”, katamu
Dan aku masih
melihatmu
malam semakin sepi untuk menyanyikan ceritamu
dinding kamarku seketika diam,
setelah kian jatuh pada pikiranmu
tanganmu memangku dagumu, menatap;
lalu katamu: “bukan karena Jarak
memang bukan haknya untuk diucapkan.”
rasa Bestie-mu, sembari tersenyum.
AZist Haryono
Parma, 23 Aprile 2022