malam semakin sepi untuk membahas tentangmu
bantal dan kasurku menemani risauku
setelah kian jatuh pada pikiranmu
mungkin saja, aku akan diam dan menetap
meremas sepimu yang makin kumat.
Hayati-ku
hatiku pedih setelah menelan kenangan
kenangan yang menyembunyikan pahitnya.
Hatiku berdarah
setelah aku berbicara pada ketakutan.
Ia mengumbar masalahku
akut rasanya, perih di telan. Dan itu amat sakit
mengapa??? kenapa setega itu?
Rinduku. Rinduku kadang susah dicurahkan padamu
bukan karena Jarak
memang bukan haknya untuk diucapkan.
lalu, malam kian pergi. Dan aku masih saja meremas sepi-ku
Parma, 05 Maggio 2020
Tidak ada komentar:
Posting Komentar